Masa pubertas merupakan masa pertumbuhan yang tentunya dialami pada setiap anak. Umumnya, masa pubertas anak terjadi di usia 12 sampai 16 tahun.
Dalam usia tersebut, menjaga pergaulan dengan baik merupakan langkah yang perlu dilakukan.
Hal ini perlu dilakukan agar anak tidak terjerumus pergaulan yang negatif. Atau yang sering kita sebut sebagai pergaulan bebas.
Lalu, bagaimana cara menghindari pergaulan bebas pada masa pubertas?
Setelah sebelumnya kita telah membahas mengenai manfaat manfaat berteman dengan yang lebih tua dalam pergaulan, sekarang artikel ini akan membahas lebih berkaitan dengan pencegahan agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas.
Menghindari pergaulan bebas memang bisa dilakukan melalui beberapa cara.
Pada artikel kali ini, nanti akan kita berikan langkah apa saja yang dapat kita lakukan. Ini sebagai bentuk pencegahan pergaulan bebas.
Sebelum kesitu, mengingat perkembangan saat ini semakin memudahkan kita dalam berbagai hal.
Yang membuat kita dapat dengan mudah mencari tau sendiri informasi dalam berbagai hal. Dari mulai interaksi di media sosial.
Berbagai konten video yang dapat kita cari melalui platform youtobe. Sampai konten negatif yang dapat membahayakan.
Pertumbuhan pada masa pubertas memang perlu adanya upaya penjagaan perilaku tersendiri.
Bukan hanya peran dari remaja saja. Namun juga melibatkan peran keluarga, dan lingkungan pergaulan.
Melalui keterlibatan ini, kita akan tau bagaimana sifat yang terjadi pada masa pubertas.
Misalnya seperti keingintahuan perihal hubungan. Meningkatnya sisi emosional remaja.
Sampai pola hidup yang tidak sehat.
Tentu untuk menghindarinya, perlu pembiasaan melalui cara-cara yang melibatkan orang tua.
Masa pubertas memang perlu perhatian khusus baik dari orang tua maupun dari remaja sendiri.
Hal ini dilakukan agar dalam pertumbuhan menuju dewasa, remaja dapat terhindar dari pergaulan bebas. Dan tetap dapat menjaga pergaulan dengan baik.
Apa saja cara yang dapat dilakukan?
Berikut ini adalah bagaimana cara menghindari pergaulan bebas pada masa pubertas yang dapat dilakukan.
Langkah dan upaya ini dilakukan agar saat bergaul tidak terjerumus pada hal-hal yang negatif.
Berikut 7 cara menghindari pergaulan bebas pada masa pubertas
Cara yang pertama yang bisa dilakukan adalah dengan memperkuat pendidikan agama.
1. Memperkuat pendidikan agama
Agama memang dapat mengajarkan nilai-nilai dan moral baik.
Dalam hal ini, bagaimana remaja perlu memperkuat pendidikan agama pada masa pubertas agar dapat membedakan beberapa hal.
Seperti apa perilaku yang baik yang seharusnya menjadi prinsip. Bagaimana menerapkan nilai-nilai agama ke dalam keseharian yang dilakukan.
Memang pendidikan agama sejak dini harus ditanamkan.
Mengapa dikatakan sejak dini?
Hal ini karena usia dini maupun masa pubertas merupakan masa pertumbuhan menuju dewasa.
Agar tetap menjadi pribadi yang positif, remaja perlu menanamkan nilai-nilai agama dan moral dalam kehidupan.
Remaja dapat memulainya dari, belajar pendidikan agama secara rutin di rumah.
Atau melakukan kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan lainnya di lingkungan sekitar.
Selain mengajarkan nilai-nilai moral dalam agama. Memiliki bekal pendidikan agama juga dapat sebagai pembentukan karakter yang positif di lingkungan remaja.
Kemudian, selain memperkuat pendidikan agama. Cara kedua adalah dengan membiasakan menjadi pribadi yang positif.
2. Menjadi pribadi yang positif
Memiliki kepribadian positif merupakan langkah pencegahan terhadap pergaulan bebas. Remaja yang positif dapat membantu menjaga diri dari lingkungan yang negatif.
Ketika bergaul dan menemui berbagai jenis karakter teman, remaja akan menemui berbagai sifat dan karakter dari setiap orang yang berinteraksi dengannya.
Walaupun setiap orang memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing. Namun jika remaja sendiri kurang memiliki kepribadian yang positif di lingkungannya, bisa saja mereka dapat mudah terpengaruh oleh lingkungan negatif di sekitarnya.
Selain tidak mudah terpengaruh hal yang negatif, pribadi yang positif juga dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya menjadi positif juga.
Mengapa bisa demikian?
Pada dasarnya, dalam interaksi sosial. Tanpa kita sadari memang merupakan interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Tinggal pengaruh apa yang dominan dalam pergaulan yang dijalani.
Maka dari itu, memilih pergaulan yang positif dapat menjadi pilihan dalam upaya menghindari pergaulan bebas.
Remaja dapat mengupayakan ini dengan memberikan contoh yang baik dalam pergaulan, memegang prinsip dalam berperilaku yang baik.
Kemudian cara ketiga adalah dengan cara memiliki fokus mengembangkan diri.
3. Fokus mengembangkan diri
Memiliki fokus dalam pengembangan diri dapat menjadikan terhindar dari pergaulan bebas.
Dengan fokus mengembangkan diri, remaja dapat manfaat tersendiri dari apa yang sedang dipelajari.
Minat setiap orang mungkin berbeda-beda. Selama minat yang remaja miliki dalam hal yang positif. Selama dapat mengasah keterampilan tertentu.
Atau selagi dapat membantu dalam mengembangkan potensi diri, hal itu patut untuk diapresiasi.
Selain dapat menghindari kegiatan yang negatif, hal ini juga menumbuhkan kepercayaan diri untuk menjadi diri sendiri di lingkungan pergaulan.
Kemudian, selanjutnya dengan bersama teman-teman yang positif ternyata juga dapat mencegah pergaulan bebas.
4. Bersama teman-teman yang positif
Dengan siapa remaja bergaul. Itulah cerminan diri remaja. Itulah kata yang sering kita dengar.
Meskipun hal tersebut memang belum sepenuhnya benar. Selama kepribadian positif tetap tertanam dalam diri, sebenarnya remaja juga tidak akan mudah terpengaruh hal-hal yang negatif.
Ini akan turut membantu dalam menciptakan pergaulan sehat di sekitar mereka dan sebagai cara menghindari pergaulan bebas buatnya.
Namun, sedikit selektif dalam memilih pergaulan juga akan bermanfaat bagi perkembangan diri mereka.
Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa interaksi dalam pergaulan memang saling mempengaruhi satu dengan lainnya.
Jika keadaan pergaulan memang banyak perilaku yang negatif yang mungkin dapat membahayakan.
Selektif dalam memilih teman juga merupakan langkah yang tepat. Atau bisa juga kita bergaul dengan orang yang lebih tua dari kita yang mungkin akan memberikan manfaat positif tersendiri bagi remaja.
Bukan fokus dalam menilai keburukan orang lain.
Melainkan lebih menimbang kira-kira banyak dampak positif atau negatifnya terhadap diri.
Karena, bagaimanapun menjaga diri adalah langkah yang harus dilakukan bagi semua orang.
Cara yang kelima adalah Membangun komunikasi dengan baik dengan orang tua.
5. Membangun komunikasi baik dengan orang tua
Komunikasi yang baik merupakan wujud kedekatan kita dalam keluarga.
Ketika komunikasi yang baik tidak muncul dalam keluarga. Bisa jadi, ketika remaja memiliki masalah yang mungkin ingin di bicarakan.
Remaja bisa menjadi canggung untuk menyampaikannya.
Berbeda ketika dalam keluarga terjalin komunikasi yang baik. Saat terdapat hal-hal yang perlu di komunikasikan, remaja tidak akan canggung dalam menyampaikannya.
Kedekatan orang tua dalam hal ini justru akan membuat keterbukaan, tentang apa permasalahan yang sedang di hadapi.
Serta terbiasa menyelesaikan permasalahan dengan meminta saran, dan pandangan dari orang tua.
Dari hal tersebutlah, alasan mengapa komunikasi dalam keluarga merupakan faktor yang penting yang harus diterapkan.
Karena, bagaimanapun orang tua harus dapat menjadi suport system kepada anaknya. Bahkan sampai dapat menjadi seolah teman, atau sahabat yang saling mendukung, dan memberikan nasihat satu sama lain.
6. Memiliki wawasan edukasi tentang seks
Memiliki wawasan edukasi tentang seks pada saat masa pubertas merupakan hal penting.
Di mana remaja dapat memahami, dan memiliki wawasan mengenai perkembangan di masa pubertas.
Edukasi mengenai seks, dan perkembangan pada masa pubertas dapat membantu remaja dalam membedakan bagaimana perilaku yang sehat yang harus di lakukan.
Dan bagaimana perilaku buruk yang harus dihindari.
Remaja pada masa pubertas, perlu juga mengetahui apa saja dampak negatif yang terjadi. Ketika melakukan perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama.
Untuk itu. Dalam hal ini, peran pendidikan agama memang dapat berperan penting dalam menghindari pergaulan bebas.
Sebagai keluarga. Kita juga perlu memberikan wawasan. Mengenai nilai-nilai moral kepadanya. Agar tertanam pada dirinya untuk menegakan nilai-nilai agama, dan moral secara teguh.
Sering kali, perbincangan antara orang tua dengan anak mengenai pendidikan seks merupakan suatu hal yang tabu.
Beberapa orang tua lebih suka mengalihkan pembicaraan lain.
Padahal, sebenarnya pendidikan seks bagi anak perlu di tanamkan sejak dini sampai anak tumbuh dewasa.
Sebagai keluarga. Kita bisa mengajak anak berdiskusi mengenai seks secara tenang sambil memberikan edukasi mengenai bagaimana menjaga diri. Bagaimana nilai-nilai agama mengatur hal tersebut. Bagaimana moral-moral yang baik yang seharusnya menjadi pegangan dalam menjaga diri agar tidak terjerumus perilaku yang negatif.
7. Menjadi diri sendiri
Apa yang dimaksud menjadi diri sendiri?
Menjadi diri sendiri dalam upaya menghindari pergaulan bebas, sebenarnya juga dapat menjadi pilihan.
Ketika remaja mampu menjadi diri sendiri. Tentunya mampu mengetahui apa saja potensi diri yang mereka miliki. Membantu dalam menentukan jalan hidupnya.
Menjadi diri sendiri dalam pergaulan dilakukan agar tidak mudah terpengaruh lingkungan.
Bukan hanya sekedar ikut-ikutan saja dengan apa yang ada dalam pergaulan. Melainkan selalu memiliki prinsip baiknya sendiri yang di pegang teguh.
Hal ini akan membuat remaja terhindar dari pergaulan bebas yang ada saat ini.
Ada kemungkinan remaja dapat memiliki passion tersendiri dibandingkan anak-anak lain pada umumnya.
Sebagai orang terdekatnya, atau orang tuanya. tentu kita harus mendukung hal tersebut selama dalam hal yang positif.
Nah, berikut tadi merupakan langkah atau upaya yang dapat dilakukan agar remaja tidak terjerumus pada pergaulan bebas.
Mulai dari membangun karakter positif pada remaja. Memperkuat pendidikan agamanya. Membangun kedekatan antara kita dengan remaja.
Sampai remaja memiliki pendirian yang teguh dalam menjaga dirinya.
Upaya tersebut tentu memerlukan kita selaku orang terdekatnya, atau orang tua dari anak.
Memberikan pengawasan dan perhatian lebih kepadanya, agar mereka dapat menjalin komunikasi kepada kita dengan baik.
Membimbing dan mendukung perkembangannya, terhadap apa yang mereka minati juga tak kalah penting.
Hal ini untuk kemajuan potensi baik yang mereka miliki.
Sekian untuk artikel kali ini, semoga dapat membantu kita dalam menambah informasi mengenai bagaimana cara menghindari pergaulan bebas di usia remaja.
Baik kita sebagai orang tua yang ingin menjaga dan mengawasi pertumbuhan anak kita.
Atau kita sebagai anak muda yang ingin tetap menjaga diri dalam pergaulan agar tercipta pergaulan yang sehat di antara kita.
Terima kasih, Mari berkomentar :), Jangan lupa share jika artikel ini dapat bermanfaat bagi orang lain.